Peluang.co.id - Ekonom Senior Faisal Basri komentari program pemerintah untuk vaksinasi berbayar atau vaksin gotong royong individu COVID...
Peluang.co.id - Ekonom Senior Faisal Basri komentari program pemerintah untuk vaksinasi berbayar atau vaksin gotong royong individu COVID-19. Ia memperkirakan betapa banyak untung yang diperoleh apabila program vaksinasi berbayar ini diberlakukan.
Hal ini ia sampaikan lewat cuitan postingan laman akun Twitter miliknya yaitu @FaisalBasri, dilansir pada Selasa (13/7).
"Berdasarkan skenario awal, bayangkan betapa menggiurkan bisnis vaksin BUMN. Kalau untungnya Rp 100.000 per suntikan, rentenya senilai Rp 17,2 triliun. Makanya ada vaksin "gotong royong" (lebih tepat vaksin rente)," tulisnya.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan vaksin berbayar termasuk biaya pelayanan Rp 439.570 perdosis. Jika dua kali suntik, maka masyarakat maksimal harus membayar Rp 879.140.
Ia menyatakan vaksin berbayar ini lebih tepat disebut 'vaksin rente' atau program berburu keuntungan. Pemerintah harus segera membeli stok vaksin yang ada di BUMN agar hal itu tidak terjadi.
"Jadi, untuk membunuh vaksin rente, pemerintah ambil alih stok vaksin yg sudah ada dan akan dibeli. BUMN farmasi murni jadi operator vaksinasi, mempercepat target herd immunity 70 persen yg dicanangkan pemerintah," imbuhnya.
Ia juga mengusulkan apabila ada keuntungan, BUMN farmasi harus mengembalikannya kepada pemerintah.
"Kalau audit BPK nantinya menemukan ada praktik mark up, BUMN farmasi wajib kembalikan kelebihannya kepada pemerintah. Kalau ada unsur pidana, proseslah sesuai hukum yang berlaku," tandasnya. ( Foto : Tirto.id / Penulis : Fitri )
Tags : faisal basri blog, faisal hasan basri, faisal basri pendiri pan, gelar faisal basri