Peluang.co.id - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI ) mengomenatari program vaksin berbayar pemerintah lewat Kimia Farma. KSPI ...
Peluang.co.id - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengomenatari program vaksin berbayar pemerintah lewat Kimia Farma. KSPI menolak program tersebut dan menduga ada komersialisasi dibalik vaksin berbayar tersebut.
"Vaksin berbayar yang dikenal dengan nama vaksin gotong royong, sekalipun biaya vaksinasi dibayar oleh pengusaha, apalagi vaksin berbayar secara individu, dikhawatirkan akan terjadi komersialisasi vaksin atau transaksi jual beli harga vaksin yang dikendalikan oleh produsen," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangannya, Senin (12/7).
Said khawatir nantinya biaya pada program vaksin gotong royong untuk buruh akan dibebankan pada individu buruh sendiri. Seperti yang diketajui total harga sekali penyuntikan vaksin senilai Rp439.570 atau berkisar Rp879.140 untuk dua kali penyuntikan.
"Akhirnya ada semacam komersialisasi, dari yang awalnya digratiskan. Bahkan perusahaan yang awalnya menggratiskan rapid tes bagi buruh di tempat kerja masing-masing akhirnya setiap buruh harus melakukannya secara mandiri," imbuhnya.
Ia memperkirakan jumlah perusahaan menengah ke atas yang mampu membayar vaksin tidak lebih dari 10 persen dari total jumlah perusahaan di Indonesia. KSPI mengaku setuju dengan vaksin gotong royong asalkan biaya ditanggung pemerintah.
"Intinya, KSPI mengharapkan kepada pemerintah agar pemberian vaksin untuk buruh dan setiap warga negara digratiskan," tandasnya. ( Foto : RRI / Penulis : Fitri )
Tags : vaksin kimia farma, vaksin gotong royong, harga vaksin covid di kimia farma, vaksin covid kimia farma